Museum Sangiran
FIELD TRIP MUSEUM SANGIRAN
HALO GAESSS,pada kesempatan kali ini saya akan menceritakan tentang penglaman saya mengujungi museum sangiran.
Museum sangiran ini terdapat di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah.Museum Sangiran adalah sebuah situs manusia purba dari kala plestoten yang paling lengkap dan paling penting di indonesia bahkan di Asia.Museum ini berukuran sekitar 59,21 km.
Di museum dan situs Sangiran dapat diperoleh informasi lengkap tentang pola kehidupan manusia purba di Jawa yang menyumbang perkembangan ilmu pengetahuan seperti Antropologi, Arkeologi, Geologi, Paleoanthropologi. Di lokasi situs Sangiran ini pula, untuk pertama kalinya ditemukan fosil rahang bawah Pithecanthropus erectus (salah satu spesies dalam taxon Homo erectus) oleh arkeolog Jerman, Profesor Von Koenigswald.
Lebih menarik lagi, di area situs Sangiran ini pula jejak tinggalan berumur 2 juta tahun hingga 200.000 tahun masih dapat ditemukan hingga kini.
koleksi museum sangiran:
1. Gapura Masuk Musem & Loket Masuk
Di sini Gapura Masuk berfungsi sebagai suatu tanda bagi wisatawan maupun masyarakat awam, bahwa kawasan tersebut adalah suatu kawasan musem Sangiran, selain itu loket masuk berfungsi sebagai suatu divisi penjualan tiket bagi wiasatawan yang ingin berkunjung ke museum Sangiran.
Jam Kunjungan:
Selasa-Minggu 09.00-16.30
Tiket:
Wisatawan domestik Rp 3.000,00
Wisatawan asing Rp 7.500,00
Harga tiket dan jam kerja ditentukan berdasarkan Peraturan Daerah No.11 tahun 2001.
2. Kawasan Parkir
3. Ruang Pameran 1
Di sini adalah suatu ruang yang berisi koleksi-koleksi fosil manusia purba, sampai suatu gambaran tentang kehidupan manusia purba. Selain itu di Ruang pameran 1 ini terdapat gambar proses evolusi mahluk sel tunggal-manusia, evolusi manusi, fosil crocodillus sp, chelonia sp, hippopotammu sp, stegodon trigonochepalus, cervus hippelapus, bibospalaesondaicus, rhinocerus sondaicus, susbrachygnathus dobois, bola batu.
4. Ruang Pameran 2
Di ruang pameran yang ke-2 ini juga terdapat fosil-fosil purba, dan juga yang cukup menarik adalah perkembangan manusia dengan gambaran tengkorak-tengkorak manusia, antara lain : a. Australpithecus Africanus b. Pithecantropus Modjokertoensis c. Homo Erectus d. Homo erectus/pithecantropus viii e. Homo Soloensis f. Homo Neaderthal Asia g. Homo Neaderthal Eropa h. Homo Sapiens i. Homo Sapiens Sapien
5. Toilet
6. Audio Visual
Ruang audio visula ini, masih baru dan baru selesai dibangun, sehingga belum bisa beroperasi.
7. Mess Peniliti
8. Ruang Pameran Utama
9. Gardu Pandang Sangiran
Untuk meningkatkan pelayanan kepada para wisatawan, di Kawasan Sangiran telah dibangun Menara Pandang dan Wisma Sangiran.
Para wisatawan bisa menikmati keindahan dan keasrian panorama di sekitar Kawasan Sangiran dari ketinggian lewat Menara Pandang Sangiran.
Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan akan tempat penginapan yang nyaman di Kawasan Sangiran telah dibangun Wisma Sangiran ( Guest House Sangiran) yang terletak di sebelah Menara Pandang Sangiran. Wisma Sangiran ini berbentuk joglo (rumah adat Jawa Tengah) dengan ornamen-ornamen khas Jawa yang dilengkapi dengan pendopo sebagai lobby . Keberadaan Wisma Sangiran ini sangat menunjang kegiatan yang dilakukan oleh para tamu atau wisatawan khususnya bagi mereka yang melakukan penelitian ( research ) tentang keberadaan fosil di Kawasan Sangiran. Wisma Sangiran memiliki fasilitas-fasilitas yang memadai, antara lain : Deluxe Room , sebanyak dua kamar dilengkapi dengan double bed , bath tub dan shower , washtafe l, meja rias dan rak ; Standard Room , sebanyak tiga kamar dilengkapi dengan double bed , bak mandi, washtafel , dan meja rias; Ruang Keluarga yang dilengkapi dengan meja dan kursi makan serta kitchen set ; Pendopo ( Lobby ) yang dilengkapi dengan meja dan kursi ; serta tempat parkir. Selain fasilitas-fasilitas tersebut, juga disediakan mobil (mini train ) untuk memudahkan mobilitas para wisatawan yang berkunjung ke Kawasan Sangiran.
10. Kios-Kios Penjual Cinderamata
menyediakan berbagai macam souvenir dari Sangiran seperti kalung, batu, cincin, gelang, dan replika manusia purba.
sejarah museum sangiran :
Eksplorasi fosil manusia purba di Sangiran dimulai pada tahun 1883 oleh P.E.C schemulling kemudian dilanjutkan oleh Eugene Dubois meskipun tidak terlalu intensif. Penelitian baru mulai diintensifkan oleh Gustav Heinrich Ralph Von Koenigswald pada 1934. Penelitian tersebut dilakuka karena pada kawasan Sangiran telah banyak ditemukan fosil manusia purba oleh masyarakat sekitar. Fosil yang ditemukan misalnya adalah Pithecantropus erectus, Meganthropus palaeojavanicus dan berbagai fosil binatang. Pada tahun 1977 Pemerintah Indonesia menetapkan kawasan sekitar Sangiran seluas 56 km2 sebagai daerah cagar budaya. Kemudian pada tahun 1988 didirikan museum sederhana di lokasi kawasan sangiran. Pada tahun 1996 Situs Sangiran ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Sampai saat ini pembenahan terus dilakukan oleh pemerintah dan museum purbakala selalu ramai dikunjungi oleh para pengunjung yang ingin mengenal sejarah manusia purba di Indonesia.
sekian dan terima kasih :)💙💙💙💙
HALO GAESSS,pada kesempatan kali ini saya akan menceritakan tentang penglaman saya mengujungi museum sangiran.
Museum sangiran ini terdapat di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah.Museum Sangiran adalah sebuah situs manusia purba dari kala plestoten yang paling lengkap dan paling penting di indonesia bahkan di Asia.Museum ini berukuran sekitar 59,21 km.
Di museum dan situs Sangiran dapat diperoleh informasi lengkap tentang pola kehidupan manusia purba di Jawa yang menyumbang perkembangan ilmu pengetahuan seperti Antropologi, Arkeologi, Geologi, Paleoanthropologi. Di lokasi situs Sangiran ini pula, untuk pertama kalinya ditemukan fosil rahang bawah Pithecanthropus erectus (salah satu spesies dalam taxon Homo erectus) oleh arkeolog Jerman, Profesor Von Koenigswald.
Lebih menarik lagi, di area situs Sangiran ini pula jejak tinggalan berumur 2 juta tahun hingga 200.000 tahun masih dapat ditemukan hingga kini.
koleksi museum sangiran:
- Fosil manusia, antara lain Australopithecus africanus (replika), Pithecanthropus mojokertensis (Pithecanthropus robustus) (replika), Homo soloensis (replika), Homo neanderthal Eropa (replika), Homo neanderthal Asia (replika), dan Homo sapiens.
- Fosil binatang bertulang belakang, antara lain Elephas namadicus (gajah), Stegodon trigonocephalus (gajah), Mastodon sp (gajah), Bubalus palaeokarabau (kerbau), Felis palaeojavanica (harimau), Sus sp (babi), Rhinoceros sondaicus (badak), Bovidae (sapi, banteng), dan Cervus sp (rusa dan domba).
- Fosil binatang laut dan air tawar, antara lain Crocodillus sp (buaya), ikan dan kepiting, gigi ikan hiu, Hippopotamus sp (kuda nil), Moluska (kelas Pelecypoda dan Gastropoda), Chelonia sp (kura-kura), dan foraminifera.
- Batuan, antara lain rijang, kalsedon, batu meteor, dan diatom.
- Artefak batu, antara lain serpih dan bilah, serut dan gurdi, kapak persegi, bola batu dan kapak perimbas-penetak.
1. Gapura Masuk Musem & Loket Masuk
Di sini Gapura Masuk berfungsi sebagai suatu tanda bagi wisatawan maupun masyarakat awam, bahwa kawasan tersebut adalah suatu kawasan musem Sangiran, selain itu loket masuk berfungsi sebagai suatu divisi penjualan tiket bagi wiasatawan yang ingin berkunjung ke museum Sangiran.
Jam Kunjungan:
Selasa-Minggu 09.00-16.30
Tiket:
Wisatawan domestik Rp 3.000,00
Wisatawan asing Rp 7.500,00
Harga tiket dan jam kerja ditentukan berdasarkan Peraturan Daerah No.11 tahun 2001.
2. Kawasan Parkir
3. Ruang Pameran 1
Di sini adalah suatu ruang yang berisi koleksi-koleksi fosil manusia purba, sampai suatu gambaran tentang kehidupan manusia purba. Selain itu di Ruang pameran 1 ini terdapat gambar proses evolusi mahluk sel tunggal-manusia, evolusi manusi, fosil crocodillus sp, chelonia sp, hippopotammu sp, stegodon trigonochepalus, cervus hippelapus, bibospalaesondaicus, rhinocerus sondaicus, susbrachygnathus dobois, bola batu.
4. Ruang Pameran 2
Di ruang pameran yang ke-2 ini juga terdapat fosil-fosil purba, dan juga yang cukup menarik adalah perkembangan manusia dengan gambaran tengkorak-tengkorak manusia, antara lain : a. Australpithecus Africanus b. Pithecantropus Modjokertoensis c. Homo Erectus d. Homo erectus/pithecantropus viii e. Homo Soloensis f. Homo Neaderthal Asia g. Homo Neaderthal Eropa h. Homo Sapiens i. Homo Sapiens Sapien
5. Toilet
6. Audio Visual
Ruang audio visula ini, masih baru dan baru selesai dibangun, sehingga belum bisa beroperasi.
7. Mess Peniliti
8. Ruang Pameran Utama
9. Gardu Pandang Sangiran
Untuk meningkatkan pelayanan kepada para wisatawan, di Kawasan Sangiran telah dibangun Menara Pandang dan Wisma Sangiran.
Para wisatawan bisa menikmati keindahan dan keasrian panorama di sekitar Kawasan Sangiran dari ketinggian lewat Menara Pandang Sangiran.
Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan akan tempat penginapan yang nyaman di Kawasan Sangiran telah dibangun Wisma Sangiran ( Guest House Sangiran) yang terletak di sebelah Menara Pandang Sangiran. Wisma Sangiran ini berbentuk joglo (rumah adat Jawa Tengah) dengan ornamen-ornamen khas Jawa yang dilengkapi dengan pendopo sebagai lobby . Keberadaan Wisma Sangiran ini sangat menunjang kegiatan yang dilakukan oleh para tamu atau wisatawan khususnya bagi mereka yang melakukan penelitian ( research ) tentang keberadaan fosil di Kawasan Sangiran. Wisma Sangiran memiliki fasilitas-fasilitas yang memadai, antara lain : Deluxe Room , sebanyak dua kamar dilengkapi dengan double bed , bath tub dan shower , washtafe l, meja rias dan rak ; Standard Room , sebanyak tiga kamar dilengkapi dengan double bed , bak mandi, washtafel , dan meja rias; Ruang Keluarga yang dilengkapi dengan meja dan kursi makan serta kitchen set ; Pendopo ( Lobby ) yang dilengkapi dengan meja dan kursi ; serta tempat parkir. Selain fasilitas-fasilitas tersebut, juga disediakan mobil (mini train ) untuk memudahkan mobilitas para wisatawan yang berkunjung ke Kawasan Sangiran.
10. Kios-Kios Penjual Cinderamata
menyediakan berbagai macam souvenir dari Sangiran seperti kalung, batu, cincin, gelang, dan replika manusia purba.
sejarah museum sangiran :
Eksplorasi fosil manusia purba di Sangiran dimulai pada tahun 1883 oleh P.E.C schemulling kemudian dilanjutkan oleh Eugene Dubois meskipun tidak terlalu intensif. Penelitian baru mulai diintensifkan oleh Gustav Heinrich Ralph Von Koenigswald pada 1934. Penelitian tersebut dilakuka karena pada kawasan Sangiran telah banyak ditemukan fosil manusia purba oleh masyarakat sekitar. Fosil yang ditemukan misalnya adalah Pithecantropus erectus, Meganthropus palaeojavanicus dan berbagai fosil binatang. Pada tahun 1977 Pemerintah Indonesia menetapkan kawasan sekitar Sangiran seluas 56 km2 sebagai daerah cagar budaya. Kemudian pada tahun 1988 didirikan museum sederhana di lokasi kawasan sangiran. Pada tahun 1996 Situs Sangiran ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Sampai saat ini pembenahan terus dilakukan oleh pemerintah dan museum purbakala selalu ramai dikunjungi oleh para pengunjung yang ingin mengenal sejarah manusia purba di Indonesia.
sekian dan terima kasih :)💙💙💙💙
Komentar
Posting Komentar